Jumat, 23 September 2011

Short Profil of Kapukanda Elementary School

SD Kapukanda berdiri pada Oktober 1977. Saat itu Indonesia sedang membutuhkan sekolah dasar yang cukup banyak. Maka pak Soeharto selaku Presiden saat itu membangun ratusan sekolah dasar melalui Instruksi Presiden (Inpres), maka sampai sekarang masih banyak yang menyebutnya SD Inpres. Karena  banyaknya SD, maka pada tahun itu juga pemerintah banyak mengangkat guru SD.
Pada perjalanannya, sekolah ini berkembang cukup baik. Para siswa berprestasi sehingga kepercayaan masyarakatpun cukup tinggi untuk menyekolahkan siswanya di sekolah ini. Hal ini berlangsung selama bertahun-tahun.
Sampai suatu ketika, berangsur-angsur jumlah siswa yang mendaftar mulai berkurang. Orang tua mereka lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah lain. Salah satu penyebabnya adalah sekolah kami tidak memiliki (jauh) dari Taman Kanak-kanak (TK). Seiring berkembangnya TK pada waktu itu, jelas sebelum anak-anak bersekolah di SD, mereka masuk TK dulu. Sementara sekolah-sekolah lain yang jaraknya tidak terlalu jauh telah memiliki TK dan telah menjalin kerjasama, sehingga siswa yang sudah TK, langsung otomatis masuk ke SD yang ditunjuk.
Sebenarnya yang mendaftar di SD Kapukanda tidak sedikit. Namun karena belum didasari dari TK, maka prestasinya kalah dari pada yang telah TK terlebih dahulu. Oleh karenanya, perlahan-lahan SD N Kapukanda mulai kehilangan jati dirinya, dan hal ini berlangsung beberapa tahun.
Lalu bagaimana keadaan SD N Kapukanda sekarang?
Ya, sekarang kami telah mulai merangkak untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat kembali. Kami mengawali dengan menerima siswa berkebutuhan khusus demi rasa kemanusiaan dan mengacu sikdiknas tentang undang-undang pendidikan. Pada akhirnya SD merasa kewalahan mengatasi siswa berkebutuhan khusus tersebut sehingga pihak sekolah melapor ke dinas pendidikan tentang siswa berkebutuhan khusus tersebut. SD N Kapukanda kemudian ditunjuk oleh dinas menjadi Sekolah Inklusi. Sekolah inklusi adalah sekolah yang menerima peserta didik yang membutuhkan perhatian dan perlakuan khusus, dimana sekolah tersebut adalah sekolah umum, dengan guru-guru umum, kurikulum umum, namun ditambah dengan guru pendamping khusus yang diangkat oleh pemerintah dari Sekolah Luar Biasa. Pada awalnya kami merasa cukup kesulitan mendidik siswa-siswa yang berkebutuhan khusus. Ada juga terbesit pikiran bagaimana dengan siswa-siswa yang tidak berkebutuhan khusus, nanti mereka terhambat belajarnya. Namun kami sangat bersyuku, berkat keikhlasan, kesabaran dan ketelatenan bapak ibu guru semua, pada tahun ketiga menjadi SD Inklusi, yaitu tahun 2010/2011 kami berhasil  meluluskan 9 siswa, dua diantaranya siswa inklusi dengan nilai yang cukup bagus. Begitu juga dalam penerimaan peserta didik baru 2011/2012. Kami mendapatkan 18 siswa baru kelas 1, namun hanya  terima 16 siswa yang lolos seleksi. Seiring berkembangnya sekolah inklusi tersebut ternyata siswa berkebutuhan khusus dapat  mempunyai kemampuan lebih dibidang ekstakulikuler yang dimiliki oleh SDN kapukanda. Esatrakulikuler tersebut antara lain Hadroh, Jatilan, Kepramukaan, BTA (Baca Tulis AL Quran) dan komputer.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar